Sabtu, 20 Februari 2010

GLOBAL WARMING
TAAT FIRMANSYAH

Saya ucapkan selamat kenal dengan saya Taat Firmansyah. Saya adalah salah satu siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan Kadipaten. Mungkin belum banyak siswa yang kenal dengan saya, terutama di Majalengka ini. SMK Kehutanan juga mungkin kurang sering didengar oleh pembaca karena sekolah ini memang baru dibuka pada tahun ajaran 2008/2009. Artikel yang sya tulis ini merupakan kutipan salah satu Kompetensi Dasar (KD) pada materui produktif di SMK Kehutanan Kadipaten. Materi produktif atau mata pelajaran produktif yang dimaksud adalah Tipe Iklim. Namun, materi produktif yang diajarkan di SMK Kehutanan Kadipaten tidak hanya Tipe Iklim. Masih banyak yang lain seperti, Ekologi, Dendrologi, Silvikultur, Pengantar Ilmu Kehutanan, Peraturan Undang-Undang Kehutanan, Inventarisasi Hutan, Pengukuran Pemetaan, Perencanaan Sumber Daya Hutan, Pembukaan Wilayah Hutan, dan Penataan Hutan. Cukup banyak, tetapi materi produktif yang disebutjan di atas hanya materi yang telah diajarkan sampai semester empat ini.
Banyak sekali hal yang ingin saya tulis ulang untuk pembaca sekalian. Tetapi artikel kali ini hanya membahas mengenai Global Warming. Global warming atau pemanasan global, pasti tidak asing lagi pembaca sekalian. Saya kutip materi ini karena hal ini memang sangat perlu diketahui oleh pembaca sekalian. Masalah global warming bukan hanya masalah mereka para pemerintah atau pun yang merasakan. Global warming ini merupakan masalah umat manusia. Sehingga perlu adanya sosialisasi mengenai masalah yang bersifat mendunia ini. Secara lengkap tujuan penulisan artikel ini adalah memberikan pengetahuan mengenai pengertian global warming, penyebab global warming, proses terjadinya global warming, dan fakta yang telah terjadi di dunia akibat global warming.




GLOBAL WARMING dan EFEK RUMAH KACA

Global warming atau pemanasan global, bagi kalangan pelajar mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata ini. Pemanasan global adalah meningkatnya temperatur rata-rata atmosfir, laut, dan daratan bumi. Hasil pengukuran yang akurat oleh stasiun meteorologi dan juga data satelit sejak tahun 1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun terhangat terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. sevara kuantitatif, nilai perubahan temperatur rata-rata bumi ini kecil tetapi berdampak sangat luar biasa terhadap lingkungan. ”Sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca”. (Intergovermental Panel On Climate Change/IPCC).
Sudah dengar kata efek rumah kaca? Ya mungkin sebagian ada yang sudah pernah mendengar tetapi belum tahu bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca ini. Efek rumah kaca inilah yang mengakibatkan adanya global warming. Berkaitan dengan efek rumah kaca ada suatu teori yang mengatakan bahwa ”atmosfir itu dapat diterobos oleh cahaya yang masuk ke permukaan bumi, tetapi tidak semua cahaya yang masuk dapat dikeluarkan kembali karena cahaya yang dipantulkan itu terjebak oleh radiasi inframerah (Forier pada tahun 1820). Teori yang diungkapkan oleh Forier itu dapat dijadikan sebagai landasan terjadinya efek rumah kaca.
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Ketika matahari memancarkan cahayanya ke bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisa sebagian dari panas ini berwujud radiasi inframerah gelombang panjang ke luar angkasa. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfir bumimakibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca. Gas rumah kaca tersebut adalah uap air, karbondioksida, metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus-menerus sehingga terjadilah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Sehingga fenomena ini diistilahkan dengan efek rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfir maka semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Setelah pembaca memahami isi paragraf di atas, yang terbesit dalam pikiran pembaca pasti hanyalah bahaya efek rumah kaca. Namun pada dasarnya efek rumah kaca ini berbahaya bagi makhluk bumi apabila terlalu berlebihan. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang tinggal di bumi karena tanpa efek rumah kaca ini maka suhu di permukaan bumi akan sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 150C, bumi sebenarnya sudah terlalu lebih panas 330C dari temperatur semula. Jika tidak ada efek rumah kaca maka suhu permukaan bumi hanya -180C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Namun sebaliknya, jika gas-gas tersebut terlalu berlebihan di atmosfir maka yang terjadi adalah suhu yang panas di atmosfir atau permukaan bumi ini.

PENYEBAB GLOBAL WARMING

Setelah berbicara masalah efek rumah kaca, tiba saatnya saya ungkapkan kepada pembaca bahwa penyebab global warming adalah manusia sendiri. Terjadinya efek rumah kaca, seperti yang telah dipaparkan pada paragraf di atas adalah karena terdapat gas-gas pada atmosfir. Saat ini gas-gas tersebut semakin meningkat sehingga global warming ini berkelanjutan. Gas-gas rumah kaca tersebut salah satunya adalah karbondioksida yang dapat dihasilkan melalui asap kendaraan. Coba kita lihat di sekitar kita, betapa banyaknya kendaraan yang berlalu-lalang setiap harinya. Kendaraan itulah yang menyumbang karbondioksida sehingga terjadilah efek rumah kaca yang terus meningkat. Jadi semakin banyak penggunaan kendaraan bermotor maka semakin panas dunia ini.
Dalam konferensi pers pada tanggal 15 Januari 2009 yang diselenggarakan oleh IPCC, ketua IPCC Dr. Pachuari mengingatkan bahwa jika umat manusia tidak bertindak sekarang, maka perubahan iklim akan berdampak serius. Ia juga dengan jelas mengatakan cara untuk menghentikan perubahan iklim, yaitu dengan berhenti mengkonsumsi daging dan beralih ke gaya hidup yang lebih hijau. Himbauan itu memberi kita satu penyebab lain selain kendaraan bermotor, yaitu daging. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa ”sektor peternakan adalah satu dari dua atau tiga penyumbang bagi krisis lingkungan yang paling serius dalam setiap skala. Mulai dari lokal hingga global. ”hampir 20% dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi yang berasal dari semua kendaraan di dunia.
Industri ternak juga ternyata telah menjadi penyebab perusakan lingkungan dan emisi gas rumah kaca. Peternakan juga menimbulkan 64% amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam. Hujan asam terbentuk dari gas SO2 dan O2. Hujan asam ini dapat merusak benda-benda logam sehingga mempercepat korosi (perkaratan). Akibat lainnya adalah rusaknya lapisan Ozon. Bila lapisan Ozon rusak manusia dapat terkena radiasi matahari secara langsung dan dapat berdampak menjadi kanker kulit.
Peternakan juga menjadi penyebab utama kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 20% dari permukaan tanah di bumi, bahkan lebih banyak lahan yang digunakan untuk menanam pakan ternak. Menurut laporan Bapak Steinfield, pengarang senior dari organisasi pangan dan pertanian, dampak buruk yang lama dari peternakan-isu dan pilihan lingkungan, peternakan adalah ”penggerak utama dari penebangan pohon dalam hutan. Kira-kira 70% dari bekas hutan di Amazon dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. Global warming disebabkan oleh banyak hal, dan sampain saat ini dominan penyebab global warming masih diperdebatkan.

AKIBAT GLOBAL WARMING

Tiba saatnya kini kita perbincangkan mengenai berbagai akibat yang terjadi dari global warming. Berdasarkan sumber yang saya baca, akibat global warming yang disebabkan oleh efek rumah kaca adalah sebagai berikut: Hilangnya gletser (bongkahan es batu) yang berada di kutub maupun di daerah sekitar kutub. Musnahnya hewan yang tidak dapat beradaptasi dengan suhu yang semakin tinggi. Terjadinya intensitas fenomen cuaca yang ekstrim seperti cuaca panas yang sangat panas. Hasil pertanian akan berkurang, karena kekurangan air akibat global warming. Sulitnya menentukan masa panen bagi petani, karena musim yang tidak menentu. Jarang terjadi hujan karena penguapan air yang terjadi bukan mengandung H2O (air) melainkan CO2 (karbondioksida) yang disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Karena terjadi pemansan, air laut akan menjadi hangat sehingga akan memperbesar volumenya dan menaikkan tinggi permukaan air laut. Bagi manusia dapat mengakibatkan tingginya suhu badan seseorang dan kematian jika sudah terjadi perubahan pada cuaca dan laut.
Ya, itulah beberapa akibat yang terjadi karena global warming. Nah, paragraf ini berisi bebarapa fakta yang telah terjadi di dunia akibat adanya global warming. Lautan Artrik yang dikenal sebagai samudera es. Ilmuwan yang mengamatiperubahan pada lautan es ini mencatat terjadinya peningkatan dua kali lebih cepat dibandingkan pemanasan di tingkat global. Sejak tahun 1980, samudera es yang terletak di wilayah Eropa ini telah mencair antara 20-30%. Selain itu, pegunungan Alpens yang juga berada di Eropa mengalami kemerosotan deposit salju yang parah. Delapan dari sembilan area gletser dalam waktu satu abad sudah kehilangan sepertiga dari wilayah es. Tidak hanya di Eropa, seluruh dataran tinggi di dunia yang selama ini dikenal memiliki puncak gunung es juga lumer. Melelehnya salju di puncak gunung ini akan menambah volume air laut dan bahaya besar yang terjadi dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil di dunia.
Setelah kita mengetahui global warming, mulai dari penyebab, proses terjadinya, hingga akibat yang timbul karena global warming. Kini saatnya kita membuka hati dan berinisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam memperlambat global warming. Dari berbagai sebab yang telah diungkapkan, pembaca pasti tahu apa yang harus kita lakukan saat ini. Namun supaya lebih jelas saya juga tuliskan beberapa langkah yang harus kita lakukan untuk memperlambat global warming. Langkah sederhana yang dapat kita lakukan antara lain. Berhenti atau kurangi makan daging, bila memungkinkan carilah sumber-sumber energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, angin, dan nuklir. Matikan peralatan listrik yang tidak digunakan, gunakan lampu hemat energi. Dan satu lagi untuk anak muda khususnya yang sering menggunakan sepeda motor tanpa tujuan, gunakanlah sepeda motor seperlunya. Bila perlu gunakan alat transportasi lain untuk mengurangi emisi karbon. ”sepeda atau jalan kaki juga bisa kan.....!”.
Satu paragraf lagi, saran saya melalui naluri rimba saya. Yang juga sangat berpengaruh terhadap global warming adalah tanam pohon. Gunakanlah prisip tebang satu tanam seribu. Sehingga dunia tidak rugi dan kita pun akan merasa nyaman. Harapan saya, pembaca tidak percaya dengan hal ini dan akan mencoba. Pembaca, itulah beberapa hal yang dapat saya tuliskan mengenai global warming. Perlu diketahui bahwa tulisan di atas tidak sepenuhnya ide saya. Banyak kalimat yang saya kutip dari berbagai sumber. Namun satu tujuan saya menulis artikel ini hanyalah ingin berbagi pengetahuan.

0 komentar:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Urban Designs